Senin, 17 Mei 2010

Press Release DRIVE - Move In Japan 2010

PRESS RELEASE-1 : MOVE IN
SENIN, 17 MEI 2010

DRIVE BAND AKAN TAMPIL DI NAGOYA, JEPANG

Band DRIVE akan tampil dalam program Indonesia Music Concert "MOVE IN-Japan" di Bottomline, Nagoya, Jepang pada 22 Mei 2010. Dipilihnya DRIVE, menurut Reza Pamungkas, Project Director program MOVE IN, berkaitan dengan karakter musik DRIVE yang cukup mudah diterima oleh banyak masyarakat di Jepang. Drive Band terdiri dari Anji (vocal), Diego (bass), Budi (gitar), dan Adi (drums), dibentuk pada tahun 2003 dengan konsep materi yang banyak mengambil musik rock tahun 90-an. Berkat konsep musik yang kuat dan stage act nya yang selalu berkonsep, nama DRIVE langsung mencuat di blantika musik Indonesia. Beberapa Single DRIVE dipakai untuk lagu tema sinetron dan menjadi hits di chart industri musik di Indonesia. Band ini juga aktif mengkampanyekan kepedulian terhadap kondisi lingkungan hidup, dengan mengusung simbol & aksesoris warna "Green" dipenampilan mereka. Pada Maret 2010 lalu, DRIVE cukup produktif untuk mengasilkan karya barunya lewat album ketiga.

Bottom Line sendiri merupakan tempat bergengsi di mana para musisi terkenal Jepang hingga musisi international dari berbagai genre pernah tampil di tempat yang memadukan nightclub dan concerthall ini. Bottom Line juga dikenal sebagai club favorit berkumpulnya para musisi, kritikus dan pengamat musik Jepang, hal itu juga mungkin berkaitan dengan adanya relasi antara Bottom Line Nagoya dengan Bottom Line di New York, sebuah club international yang sangat terkenal. "Bottom Line menjadi ruang apresiasi antara musisi, pengamat dan penikmat musik di Jepang, sekaligus menjadi tempat interaksi dengan musisi mancanegara," ungkap Reza.

Penampilan DRIVE di Bottom Line, Nagoya, Jepang, akan menjadi sesi pembuka sekaligus mengawali program MOVE IN-JAPAN selama 5 hari mulai 22-26 Mei. Move In adalah Program yang digagas INDEPENDENT NETWORK INDONESIA (sebuah perusahaan yang bergerak dibidang communication program consultant di Indonesia) bersama organisasi keluarga Indonesia di Jepang, KAZOKUKAI. MOVE In bertujuan untuk memperlihatkan indonesia kepada masyarakat dunia melalui pergerakan industri kreatif masyarakat muda Indonesia meliputi Musik, Film, Fashion, Art & Design. Negara Jepang, dipilih sebagai negara pertama penyelenggaraan program ini. Dalam Move in-Japan kali ini, konser musik menjadi sajian menu utama yang menampilkan group band DRIVE dari Indonesia. Selanjutnya tim Independent dijadwalkan akan bertemu dengan berbagai pihak guna sosialisasi dan edukasi pergerakan dan daya kreatif masyarakat muda di Indonesia, di antaranya berkunjung dan bertemu Persatuan Pelajar Indonesia di Shizuoka, serta mengunjungi berbagai tempat untuk membuka akses bagi daya kreativitas masyarakat muda Indonesia di Jepang pada khususnya dan membangun jaringan untuk karya-karya Indonesia kini yang sudah dapat berdiri tegak di negeri sendiri dan dipersiapkan kemudian untuk menembus pasar global. "Berbagai perencanaan dan kendala kami lewati satu persatu, perjuangan ini tidak bisa kami lakukan sendiri, harus dengan support dari berbagai pihak walaupun ada proses di mana ini adalah saatnya kita sedang membangun sebuah sejarah baru sebagai sebuah pembuktian," ungkap Reza.

"Ada banyak nama Band yang masuk saat proses perencanaan MOVE IN. sebetulnya banyak band Indonesia yang memilik peluang yang sama dengan DRIVE. Namun untuk kali ini kita berikan kesempatan kepada DRIVE. Untuk program MOVE IN selanjutnya kesempatan itu akan kita gulirkan ke band-band Indonesia lainnya," jelas Reza yang sudah eksis selama lebih dari 10 tahun sebagai event management & Program Consultant di perusahaan yang didirikannya bernama Independent Network Indonesia. "Pada intinya kami dari Independent terus berupaya untuk membuka dan menciptakan kesempatan bersama terutama saat ini untuk masyarakat muda Indonesia. Inilah yang kami lakukan untuk membangun bangsa ini, untuk Satu Indonesia yang Independen," tambah Reza. |inNEWS 2010|


Senin, 10 Mei 2010

Press Release 'Katakanlah'



Men are from Mars and Women are from Venus
seperti itulah pengibaratan yang sering di katakan oleh orang kebanyakan untuk menggambarkan betapa besar perbedaan cara bersikap dan bepikir antara pria dan wanita. Perbedaan yang seringkali membuat putus asa bagi pria untuk memahami wanita yang dicintainya ataupun sebaliknya. Kerumitan inilah yang coba di gambarkan dengan cara yang sangat indah oleh Budi dan Anji dalam lagu mereka yang berjudul “Katakanlah”. Simak saja bait pertama yang di gunakan oleh Budi dan Anji pada lagu tersebut :


Seakan Menahan Matahari tuk Kembali


Melakukan Hal Yang Tak Mungkin


Menelusuri Jalan Pikiranmu Saat ini


Membuatku tak berhenti berpikir.



Seakan Menahan Matahari tuk Kembali” kalimat pertama yang merupakan pengibaratan tersebut sangat mengena sekali untuk menggambarkan betapa rumitnya untuk memahami pemikiran seorang kepada pasangannya. Namun dengan bobot makna yang begitu dalam tersebut tetap terasa ringan dan terasa begitu nyaman ketika keluar dari mulut Anji dengan notasi yang simple di iringi dengan rhythm gitar Budi yang mengalir, dengan sebelumnya kenyamanan telah dikondisikan terlebih dahulu oleh Budi dan Dygo lewat dentingan keyboard dan Taping Bass gitar yang minimalis. Sementara Adi mulai menggebuk drumnya dengan pukulan yang sedang serta tempo yang sedang pula sebagai penanda bagi Anji untuk mulai menyanyikan kalimat pertama pada lagu “Katakanlah” ini.


Setelah bait pertama di mulai dengan kalimat yang begitu puitis dan indah, Unik sekali karena pada bait berikutnya yang merupakan bridge serta reffrain kalimat yang di gunakan adalah kalimat yang lugas, apa adanya namun entah knapa tetap terasa memiliki rima seolah kalimat tersebut adalah kalimat puisi juga, simak saja kalimat – kalimat berikut :


Bridge :


Apa yang tlah merubah sikapmu padaku


Oh adakah yang ku tak pernah tahu


Jika Ada sesuatu yang membuatmu gelisah



Reff:


Yang Kamu Mau Katakanlah


Yang Kau mau Katakanlah padaku


Tak ingin kau merubah keadaan ini


Aku merindukan kamu yang dulu



Betapa dalam makna yang dimiliki lagu “Katakanlah” ini suatu hubungan sangat dipengaruhi komunikasi yang baik. Namun tema ini tetap terasa ringan dan mampu memberikan rasa nyaman saat menyimak lagu yang terdapat pada album ketiga Drive ini yang di bertajuk “ Bintang Yang Bersinar”

Rabu, 21 April 2010

DRIVE 'Move In Japan 2010'


Program kerjasama Indonesia dan Jepang yang digagas oleh INDONESIA JAPAN KAZOKUKAI dan INDEPENDENT NETWORK INDONESIA yang bertujuan untuk memperkenalkan berbagai industri kreatif Indonesia antara lain industri musik, fashion, film, art & design, dan akan mulai dijalankan pada tahun 2010 ini, dalam salah satu program dengan nama MOVE IN – JAPAN yang merupakan program sosialisasi, edukasi dan apresiasi terhadap Indonesia saat ini, meliputi pergerakan kreatifitas masyarakat muda Indonesia.

sebagai Chapter-1 : Program ini akan menghidangkan `INDONESIA MUSIC CONCERT`sebagai menu utama dengan menghadirkan DRIVE band.

Bertempat di Bottom Line, Nagoya pada tanggal 22 Mei 2010, yang didukung oleh Garuda Indonesia, Beans Media dan PKIN [Pehimpunan Kebudayaan Indonesia di Nagoya].
Location: NAGOYA - JAPAN

Minggu, 28 Maret 2010

DRIVE fix schedule APRIL '10

Hey all DriveManiacs,
update schedule FIX DRIVE untuk bulan April 2010 adl sebagai berikut;

6 - Inbox SCTV
8 - Anji @Harmoni SCTV (taping)
11 - Hip2 Hura SCTV @Bandung
- Live & interview @OZ Radio Bandung
13 - "Sound Blazt' Telkomsel Tour Sumatera @Dumai
15 - "Sound Blazt' Telkomsel Tour Sumatera @RantauPrapat
17 - "Sound Blazt' Telkomsel Tour Sumatera @Kisaran
19 - "Sound Blazt' Telkomsel Tour Sumatera @Tebing Tinggi
- VT Nokia Content
21 - Dahsyat RCTI
22 - taping happy Song Indosiar
- Kupas Habis I Radio
23 - MP3 TPI
- Karnaval SCTV @Bekasi
- Interview Radio Dakta Bekasi
24 - Promild @Singkawang
26 - Derings Trans TV
- Interview Bens Radio
- Bon Jovi Nite @ HRC
27 - Pensi SMA 1 Surade Sukabumi
30 - LA Lights Start up @Surabaya

Untuk update detail silahkan cek status FB "Drive Indonesia Full" , "Drive Indonesia Dua" , fanspage "DRIVE band" , twitter @driveindonesia..


Best Regards & Thank You
-DRIVE Management-

Senin, 22 Maret 2010

update schedule fix DRIVE ( maret-juni)

FIX
Maret:
24 - HUT Dahsyat RCTI
25 - Prescon Nokia Content
26 - Begadang Trans 7
27 - Nokia Content @Plaza Barat Senayan
28 - HT Mobile @Makassar
31 - Flexi Tone @Plaza Semanggi

April:
6 - Inbox SCTV
7 - Anji GR harmoni SCTV
8 - Anji @Harmoni SCTV (taping)
11 - Hip2 Hura @Bandung
13 - Tour Sumatera @ Dumai
15 - Tour Sumatera @RantauPrapat
17 - Tour Sumatera @Kisaran
19 - Tour Sumatera @Tebing Tinggi / VT Nokia Content
22 - Kupas Habis I Radio
23 - Karnaval SCTV @BSD
24 - Promild @Banjarmasin
30 - LA Lights Start up @Surabaya

Mei:
1 - LA Lights Start up @Sidoarjo
2 - LA Lights Start up @Bangkalan Madura
3 - X3 Cafe Kediri
8 - Promild @Makassar w/ Gigi
22 - Promild @Lombok w/ ST12

29 - Promild @Kupang w/ TRIAD

Juni:
5 - Promild @Pekanbaru w/ TRIAD

Rabu, 03 Maret 2010

schedule DRIVE fix(maret-mei)

Dear all,

Berikut jadwal terupdate DRIVE untuk bulan maret-mei (ttv-fix)

Maret:
5 - Bigbang Tour Kalimantan @ Pangkalan Bun
6 - Bigbang Tour Kalimantan @ Sampit
13 - UNAS
- HUT Bekasi
18- Anji @ Music Biz @ Gunadarma
- Zein Cafe
19 - Fame Bandung
- VT Nokia Content
20 - Gebyar BCA
21 - ITS Surabaya
24 - HUT Dahsyat RCTI
25 - Presscon Nokia Content
26 - Begadang Trans 7
28 - HT Mobile @ Makassar
31 - Flexi Tone @ Plaza Semanggi

April:
6 - Inbox SCTV
8 - Anji taping Harmoni SCTV
11 - HipHipHura @ Bandung
13 - Tour Sumatera @ Dumai
15 - Tour Sumatera @ RantauPrapat
17 - Tour Sumatera @ Kisaran
19 - Tour Sumatera @ Tebing Tinggi
22 - Kupas Habis I radio
23 - Karnaval SCTV @ BSD
24 - Promild @ Banjarmasin
30 - LA Lights Surabaya

Mei:
1 - LA Lights Sidoarjo
2 - LA Lights Bangkalan Madura
3 - X3 Cafe Kediri
8 - Promild @ Makassar
22 - Promild @ Lombok
29 - Promild @ Kupang


Best Regards & Thank You
-DRIVE Management-

Kamis, 25 Februari 2010

Apa Salahnya Menjadi Band Mainstream?


"Kita kedatangan tamu, seorang vokalis dari sebuah band mainstream, Anji Drive.” Itulah kata-kata pertama yang diucapkan oleh seorang pembawa acara saat melihat sosok saya di sebuah pesta pernikahan salah satu sahabat.

Hampir semua yang ada di tempat itu menoleh dan tertawa. Entah, apa makna di balik tawa itu. Saya hanya tersenyum sambil melanjutkan malam itu bersama sebotol bir, menikmati apa yang Seringai, Komunal, Rumah Sakit, Denial, The Jones dan Teenage Death Star teriakkan dari atas panggung.

Dalam perjalanan pulang, mau tak mau kata-kata pembawa acara yang juga merupakan salah satu editor majalah ini membuat saya berpikir. Saya tahu itu hanya sebuah kelakar penyegar suasana. Tapi tak tertutup kemungkinan adanya muatan sindiran di balik kelakar itu.

Karena untuk beberapa kalangan yang ‘tidak mainstream’, menjadi mainstream adalah hal yang kurang baik, sangat kurang baik atau bahkan hina. Lalu muncul pertanyaan dalam benak saya, apakah band mainstream itu? Apakah salah menjadi seperti itu?

Berdasarkan artinya (yang saya dapatkan melalui Google, karena tidak ada di KBBI), mainstream adalah arus umum dari pemikiran mayoritas. Dalam seni, mainstream mencakup semua budaya populer dan biasanya disebarkan oleh media massa. Saya menggarisbawahi kata-kata budaya populer dan media massa. Jadi, band mainstream adalah sebuah band yang biasanya memainkan musik dengan kaidah yang ada dalam koridor industri pop dan didukung oleh media massa. Band mainstream tidak ada hubungannya dengan keberadaan mereka di major label maupun indie. Pemahaman itu sepertinya harus diluruskan.

Apakah disukai masyarakat luas tidak-lah baik? Apakah tidak memiliki musik ‘aneh dan unik’ serta ‘keras’ tidaklah bagus? Apakah mempunyai notasi dan lirik yang bisa dinyanyikan orang dewasa sampai anak kecil adalah hina?

Memainkan musik memang merupakan salah satu bentuk ekspresi diri, tetapi pada saat memasuki budaya pop (yang salah disebut dengan mainstream), ada tanggung jawab moral yang secara langsung dan tidak langsung terhadap pendengar.

Misalkan saat menulis ‘birahi’, ‘o…nani’ atau ‘celurit’ dalam lirik sebuah lagu. Saya menganggap itu sebagai sesuatu yang cerdas. Menjadi sangat cerdas saat kata-kata itu bisa keluar dan mengalir tanpa bermaksud porno atau brutal. Tetapi apakah itu baik untuk anak-anak? Atau apakah para orang tua yang bertanggung jawab akan perkembangan anaknya bisa setuju akan isi lagu itu?

Seperti Lily Allen, yang harus mengelus dada saat lagunya yang bagus harus diedit karena kata-kata ’fuck’ (maaf). Contoh lain, d’Masiv menelurkan ”Jangan Menyerah” yang melodinya sangat mudah dan bermain di tempo pelan, tempo yang kurang begitu disukai kalangan non-mainstream, namun lagu itu terbukti mampu menginspirasi banyak orang untuk berjuang lebih kuat dalam hidup. Apakah mereka jelek?

Menjadi band mainstream dengan kualitas yang baik secara notasi, lirik, mixing dan hal lainnya dari sisi produksi lagu mungkin adalah apa yang perlu dilakukan. Jika ada beberapa band dengan karakter musik yang tidak disukai, jangan dengar, supaya kita tidak terdistorsi untuk terjerat ke arah yg tidak kita sukai itu.

Dan penggarisbawahan yang kedua oleh saya berarti bahwa kadar mainstream sebuah band atau aliran musik itu akan sangat tergantung oleh peran dari pihak media massa. Jadi pada saat sebuah media (dan sayangnya adalah media massa yang bagus menurut saya) terlalu mengistimewakan band yang tidak mainstream, secara tidak langsung media itu juga sedang ‘memperjuangkan’ posisi band itu untuk menjadi mainstream.

Biarlah sebuah lagu itu menjadi suatu kar-ya seni yang sakral. Lagu berasal dari suara, sebuah gelombang yang bisa meresonansi hati dan pikiran menjadi sedih, senang bahkan marah. Bagaimana kita bisa menikmatinya, bila keindahan dan muatan emosi di dalamnya dipertanyakan kadar ‘kebagusannya’ dalam suatu wacana mainstream atau tidak.

Mari membuat musik yang menurut kita berkualitas dari segi lirik, notasi, pilihan sound, mixing, dan lain-lain. Soal nantinya akan diedarkan di area industri pop atau tidak, itu adalah pilihan. Memajukan musik Indonesia secara keseluruhan, itu yang terpenting.
Salam dari saya untuk semua musisi yang mendedikasikan karyanya untuk memajukan musik Indonesia!

*tulisan ini dimuat di majalah Rolling Stone edisi Maret